Sunday 9 September 2012

Menunggu senja di pantai losari



"Makassar Underground", dalam problema dan realita


KABARKAMI, kegiatan musik underground yang berlangsung beberapa waktu lalu, di gedung veteran sao soro kanae merupakan perpaduan musik metal, deat metal, grindcore, metal core hingga punk melebur menjadi satu kesatuan yang utuh. Ratusan massa berkaroke bebas lepas untuk menghidupkan musik bawah tanah yang larut dalam kegelapan yang bernyawa dengan iringan distorsi dan ketukan drum bak Senapan, kaliber 5,56 mm, M16 milik TNI.


Perhelatan event yang di gagas langsung oleh komunitas 'makassar metal sindicated'(MMS), merupakan salah satu upaya untuk mewadahi genre musik underground yang terbilang cukup di takuti oleh sebahagian kalangan masyarakat makassar. Karena jenis musik ini dianggap sebagai sumber dari sumbu keonaran yang sering meresahkan warga sekitar. jelas, tuduhan seperti ini sangat merugikan bagi para band tersebut hingga para pembuat hajatan musik underground. jika menilik lebih jauh ke dalam, musik merupakan alat pemersatu, tanpa harus mengenal genre yang di anut bagi semua kalangan band yang ada di indonesia.


Makassar underground, adalah salah satu event musik yang berani membawa nama makassar sebagai daya tarik untuk lebih banyak menarik para band yang ingin terlibat langsung di dalamnya hanya untuk memuaskan dahaga agar bisa tetap eksis dalam mempertahankan idealis mereka. Sekedar mengingatkan Event bertajuk "Makassar bersatu" part I dan II, merupakan event yang harusnya berskala nasional, karena berani membawa nama makassar dan mempersembahkan 100 band dalam satu panggung dengan waktu 2 hari penuh. beda halnya dengan Makassar Underground, karena event ini berani menggunakan kata "Underground" dalam kegiatan yang cuman memakan waktu seharian full dengan penampilan 32 band plus tambahan amunisi dari kalimantan timur yang di daulat sebagai jawaranya tenggarong dalam genre metal core. 

Permainan dinamis dan atraktif yang di suguhkan oleh para metal grounder dan punk beberapa waktu lalu, sukses memukau bagi para penonton yang notabene adalah penghuni setia dari jenis musik yang mereka jagokan, tanpa harus mendegradasikan idealis sesama pecandu musik underground, mereka pun larut dalam euforia, moshing hingga headbang bersama, Walaupun mungkin dari segelintir band, terpencik kata yang kurang memuaskan bagi para panitia, tapi itulah dinamika dari musik bawah tanah. Tidak semua event yang mengatas namakan underground selalu sukses tanpa menyisakan suatu problema dalam realitas sebagai kanal acara musik bawah tanah.

Monday 2 April 2012

“TIGA SETIA GARA” Wanita liar dengan kecerdasan entertainer

Tiga Setia Gara , nama yang tidak asing di telinga para penonton acara mata - mata di salah satu stasiun TV swasta. Kesan feminim terpancar ketika 'Tiga Setia Gara' membawakan acara pada sebuah stasiun televisi.  Selain menjadi seorang presenter Tiga Setia Gara juga merupakan seorang vokalis dari grup band Punk.
Namun siapa sangka ternyata ia memiliki banyak sekali tatto pada sekujur tubuhnya. Tapi adanya tatto tersebut bukannya membuat Ia terlihat lebih sexy dan mempesona dengan tattonya tersebut. Tato identik dengan kriminal, premanisme atau apalah. Tapi Kalau seperti ini, bisa dipastikan Anda akan mendahului polisi melakukan ‘operasi penangkapan’ preman.

Dengan penampilan yang terkesan sangar dan pilihan musik hardcore yang keras, ternyata Tiga Setia Gara enggan bila dirinya diidentikan dengan kekerasan. Bahkan dirinya sempat menolak tawaran bermain film layar lebar yang hanya karena peran yang ditawarkan adalah seorang kriminal dengan badan penuh tattoo.

Tidak hanya bermodalkan tubuh ramping dan kecantikan saja. Sebagai lawan bicara, dia juga mampu menampilkan kecerdasan entertainer sejati lewat tutur katanya yang lugas namun manja. Membuat mata betah berlama-lama menatap kotak televisi. Meski menyandang gelar selebriti. kepribadian yang menyenangkan ini dia dapatkan dari kerasnya kehidupan jalanan.
Tidak terhitung sudah berapa banyak 'tato' yang menghiasi kulit mulusnya, mulai dari kedua tangannya penuh tato, begitu juga di punggung. Belum lagi ada tato-tato kecil di bagian kaki. Tiga' bikin tato bukan untuk fashion semata, tapi demi kepuasan. Tato-tato ini kebanyakan bercerita tentang apa yang dia alami dan tidak pernah takut akan imej dirinya sebagai selebritis tercemar. Karena 'tato' tidak identik dengan kekerasan dan bukan bagian dari kriminal.

Dara cantik kelahiran jakarta, Sejak kecil sudah menyukai tato', mulai dari yang ditempel dan dikerok. Tapi, memasuki usia remaja, dia mulai berani membuat tato permanen dengan gambar kupu-kupu. Masa kecil yang keras serta lahir dari keluarga broken home dan harus terbiasa dengan ketidakadilan dari sebuah kemarahan  yang menjadi refleksi melalui tato.


Tiga, sapaan akrabnya pernah ingin tahu apa rasanya ngeband dan jadi vokalis. Yang akhirnya keinginan itu terwujud dengan menjadi vokalis di sebuah band punk hardcore Silly Riot yang cukup lama eksis di scene musik underground. Begitupun juga dengan harapanya yang ingin muncul di TV dan akhirnya terwujud ketika sedang makan siang dan tiba-tiba ditawari jadi host tanpa proses casting. Padahal sebelumnya tidak punya pengalaman di dunia presenter.

Eternal Madness, dalam bingkai lunatic ethnic death metal

Eternal Madness merupakan band yang terbentuk pada tahun 1994 silam, menawarkan nuansa brutal death metal pada liriknya yang kaya akan balutan etnis khas dewata. Band yang berasal dari indonesia ini mengusung cerita tentang rakyat kecil, sejarah serta legenda bangsa indonesia di setiap lagunya. Memakai perkusi serta gamelan ke tiap inci musiknya, membuat band ini sangat unik di wilayah kota Bali. Imbasnya, 3 buah album telah di muntahkannya serta ikut berpartisipasi dalam album Metalik Klink 1 dan Metalik Klinik 3.
Di era 90an, genre death metal masih sangatlah kental ditelinga para metalheads, hingga pada akhirnya 'Eternal Madness' mengambil langkah alternatif dan memberikan warna baru dalam setiap jenis musik yang mereka hasilkan. Karna pada saat itu scene tanah air masih terus di dominasi oleh pure death metal.

Sebuah masterpiece dasyat yang diusung oleh, moel madness (Bass / Vocal), Agung Putra (Guitar), Adith (Guitar), Pandi Gebes (Additional Drums), mereka berhasil membuka batasan baru di genre death metal yang lebih sering disebut sebagai konsep lunatic ethnic death metal.

Menggabungkan dengan 'nyanyian' Bali atau 'mantra' seperti Rudra, membuat musiknya kaya akan tradisi pulau dewata, benar-benar brilian. Pada dasarnya musik mereka adalah brutal death fast, bahkan rasa oriental pada setiap lagunya sangat mengerikan, menggambarkan banyak budaya Bali dan beberapa bahkan mungkin terlihat sangat menakutkan.

Lagu ‘pelebon’ yang terdapat pada album 'OFFERINGS TO RANGDA', tahun 1997, banyak diminati para metalheads bali, dengan 7 lagu bernuansa death metal dengan balutan okultisme brutal. Jika di Malaysia ada 'LANGSUYR' dan Singapura dengan 'AS Sahar', maka Indonesia haruslah bangga dengan 'Eternal Madness'.
Kekuatan dari band ini hingga dapat bertahan lebih dari satu dasawarsa dalam dunia musik bawah tanah di Indonesia, karena kegigihan serta keteguhannya dalam meramu musik mereka hingga membuahkan tradisi lokal yang teraplikasi dengan wujud pentatonik khas Bali dipadu dengan lirik-lirik yang amat membumi dan mudah dipahami hingga terjun bebas dan bertahan dalam musik deathmetal hingga sekarang.

Album 'BONGKAR BATAS' tahun 2000, yang diproduksi oleh Resswara Rodakreasi Prod hingga yang terakhir 'ABAD KEGILAAN' tahun 2007, merupakan album 'EM' yang mengangkat hal-hal dengan pengalaman orang kebanyakan mulai dari kepercayaan lokal, permasalah sosial-politik, hingga ekologi.

lirik yang mengangkat mitologi lokal dalam lagu 'Di Abad Kegilaan', merupakan wujud dari bayangan Zaman yang telah berubah. Dalam lagu 'Hujan Darah' mengimplikasikan bagaimana sifat serakah yang membinasakan diri manusia sendiri dengan adanya sang kala yang menyebarkan amarah, mengeksploitasi bumi.

Dalam urusan lirik, EM adalah satu dari sedikit band metal di negeri ini yang patut diacungi jempol. Karena apa yang mereka tuangkan dalam lirik benar-benar terkonsep dengan rapi dan memiliki pesan moral. Ini merupakan elemen yang penting dan bukannya sekedar ornamen guna memenuhi kebutuhan akan kesangaran sebuah musik metal saja.

Sebagai pembanding, dalam jagad permetalan di tanah air ini, telah ditunjukkan oleh 'Funeral Inception' (Jakarta), 'Jasad' (Bandung), Emergency (Makassar), Critical Defacement (Makassar) ataupun 'Death Vomit' (Yogyakarta). Sebagaimana halnya 'Eternal Madness' telah dikenal dan disegani bahkan dalam kancah permetalan dunia